Mandi Kembang

Hari ini aku mandi kembang lagi, setelah terakhir kali melakukannya sekitar 4 bulan yang lalu. Dulu aku rutin mandi kembang ini setidaknya sebulan sekali sejak insiden yang pernah menimpaku beberapa tahun yang lalu. Rasanya aneh sekali, bagi orang yang cukup (kalau tidak mau menyebut sangat) rasional seperti saya ini untuk mempercayai sebuah klenik yang konyol.

Sebenarnya aku tidak ingat, kapan pertamakalinya aku mandi meniru putri-putri keraton sejak dari jaman bahaeula hingga kemudian turun-temurun sampai kepada Ratu Shima yang terkenal, Pramodya Ayu Wardani yang agung, Ken Dedes yang elok, Tribhuana Tungga Dewi yang jelita hingga entah siapa yang apa, yang pasti saat insiden itu terjadi itu bukan kali pertamanya aku malakukan mandi kembang. Ketika itu, orang-orang mengatakan aku kena sawan. Sebab sehabis melayat aku jadi sering-sering kena demam tinggi. (Meskipun secara statistik, aku jarang sakit. Paling-paling 2-3 kali aku jatuh sakit dalam setahun, walau anehnya aku sakit dalam bulan yang sama sehabis melayat ke orang meninggal).

“Bah kena sawan!” kataku dalam hati setiap kali ingat klenik ini, kalau ada cermin yang bisa mengekspresikan wajah yang sebenarnya, pasti cermin itu menunjukkan aku sedang mencibir lalu menepuk jidat dan geleng-geleng kepala.

Tapi terlepas dari sawan atau sugesti atau logika mana yang mampu menjelaskan perkara ini dengan baik, mandi kembang ini membuat badanku rileks dan segar. Seumpama badan yang letih itu pun hanyut bersama air yang mula-mula mengguyur di sekujur tubuh. Seumpama lelah dan lesu yang membebani terangkat oleh uap-uap harum yang mengepul dan mengikat dengan udara bebas.

Dan apapun resikonya, mandi kembang itu enak sekali. Kamu bisa mendapatkannya di pasar dengan harga lima ribu. Dan cara menyiapkannya pun gampang, didihkan aneka kembang itu dalam satu ompreng (*baskom alumunium buat nanak nasi) sambil dibacakan Basmalah.

Saturday, August 12th 2017
Andy Riyan

10 Comments Add yours

  1. nunulis says:

    Aku yakin, selain kamu nge-fans sama Celsiiiii, kamu nge-fans juga sama caca handika!!! Wakakakakak

    Like

    1. jejakandi says:

      Kenapa Caca Handika? Siapa dia? Aku gak kenal, eh.

      Like

      1. Penyanyi dangdut. Tahun 90an lagunya lumayan tenar. Mandi kembang tengah malam ….., gitu lirik awalnya.

        Like

      2. jejakandi says:

        Dulu sudah langsung dibahas di grup….

        Like

    2. Wah, kenapa pikiran kita sama ha ha ha…
      Aku sih bukan ingat Caca Handika nya tapi langsung ingat lagunya ….

      Like

      1. jejakandi says:

        Ahahaha secara enggak langsung itu menyebutkan mommy adalah generasi itu.

        Like

Katakan sesuatu/ Say something

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.