Demi secangkir kopi
Yang tersaji setiap pagi
Ku menantikan kehadiranmu, Kasih.
Semoga hangat dan teduhkan hati.
Setiap ku menyingsing fajar
Di rumah tua di bukit ku sadar
Inginku hadirkan dikau embun pagi
Sejukkan aku dari beratnya mimpi
Demi pagi saat mentari begitu hangat
Di kala kulupakan untuk sejenak, dunia
Mengheningkan cipta, mengolah jiwa
Sungguh ku doakan siapapun kamu di sana
Demi siang saat ku terlenakan teriknya surya
Darahku mengalir, berdesir-desir
Merintih menahan rindu padamu
Wahai dikau merpati putih salju
Demi cinta yang apabila telah membara
Kan ku dekati dirimu
Walau bila tatapmu membunuhku
Buatku diam beribu bahasa tak mampu bersuara
Demi segelas teh yang saban sore
Uap mengepul di samping sepiring tempe
Ingin ku ungkap siapa dirimu
Meyingkap tabir rahasia milikku
Demi petang apabila Adzan berkumandang
Bergetar dadaku memuji nama-Nya
Terima kasih telah menitipkan cinta-MU
Biar kini masih bayang-bayang semu
Demi separuh waktu ketika telah berlalu
Ingin ku jaga bagaimana ku harus menjagamu
Lantunkan hikam lalu tenggelam
Mengingatmu dalam mimpi yang mendalam
Andy Riyan © Agustus 2013 || Desember 2019
Kopimu sangat kental 🙂 👍
LikeLike
Iya nih, Nu. Sudah mewakili perasaan perempuan belum ya puisi ini? 😁
LikeLiked by 1 person
Sebagian mungkin, tergantung kondisi
LikeLike
Dan…
Demi waktu yang bergulir di sampingmu
Maafkanlah diriku sepenuh hatimu
Seandainya bila ku bisa memilih
LikeLike
Oh maafkan aku
Menduakan cintamu
Berat rasa hatiku tinggalkan dirinya..
🤣🤣🤣
LikeLike
Kayaknya lirik lagunya nggak gitu deh
LikeLike
Kayaknya gitu deh, itu lagunya Rhoma Irama kan? 🤣
LikeLike
Kayaknya Mansur S deh 😐
LikeLike
saya sedang akan memulai blogwalking, dan pertama terdampar di sini..
salam kenal
😀
LikeLike
Salam kenal juga, Dyah.
Semoga perjalananmu menyenangkan setelah terdampar di sini.
😊
LikeLike
sangat berkesan baca-baca puisinya 🙂
lanjutkan!
😀
LikeLike
Oke siap.
LikeLiked by 1 person