Mereka Sangat Tersiksa

Seberapa sering kita lupa berdo’a sebelum kita makan? Padahal setan-setan itu sungguh sangat tersiksa melihat kita makan dengan penuh rasa syukur. Begitu tersiksanya setan-setan itu, bila digambarkan, bagaikan punggungnya terbakar dan merasakan sakit luar biasa. Begitu tersiksanya setan-setan itu sehingga tak berhenti menghalang-halangi kita agar kita lupa berdo’a sebelum makan.

Setan-setan itu begitu gigih menghalang-halangi kita ingat dengan kenikmatan ilmu dan kesadaran sederhana.

Setan-setan itu sungguh sangat tersiksa bila manusia dengan penuh kesadaran lebih mencintai melakukan hal-hal yang mubah untuk menjaga diri dan kehormatannya dari melakukan hal-hal yang haram.

Manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Kita dijadikan lupa, karena kebodohan dan kelemahan kita. Kita dijadikan lupa akan hikmah ilmu dan kesadaran.

Seandainya ketika kita makan, kita ingat betapa lezatnya makanan-makanan ini, sehingga kita gembira dan penuh rasa syukur memuji Allah. Kemudian dengan penuh rasa syukur karena dengan kelezatan-kelezatan makanan halal, yang gurih, yang manis, yang pedas, kita sejenak melupakan kesedihan kita, sejenak terbebaskan dari beban yang memberati kita. Sungguh setan-setan itu sangat tersiksa, punggung-punggungya bagaikan terbakar dan tertusuk besi yang panas ketika manusia menikmati semua itu dengan penuh rasa syukur.

Siapa bilang Islam itu sulit?

Dengan ilmu, menjalankan Islam itu menjadi lebih mudah. Maka ketahuilah, semestinya kita sadar dengan apa yang sedang kita lakukan di dunia ini. Semua hal ada ilmunya, dan dengan mengetahui ilmunya, manusia ditinggikan kedudukannya beberapa derajat.

Telah dikatakan dalam kitab Minhaj Al Abidin karya Imam al-Ghazali, dan perkataan ini dinisbatkan kepada Rosulullah bahwa, “Kelebihan  orang yang berilmu atas orang yang ibadah seperti kelebihanku atas orang yang terendah dari umatku.”

Dalam hadis lain, masih di kitab Minhaj Al Abidin, dikatakan: “Ilmu itu imamnya amal, sedangkan amal adalah makmumnya.”

Seberapa sering kita lupa berdo’a sebelum kita makan? Seberapa sering kita lupa bahwa kelezatan-kelezatan makanan, sejenak, membuat kita lupa dengan kesedihan kita, dengan beban yang memberati kita? Padahal jika kita ingat dan sadar bahwa menikmati semua itu dengan rasa syukur telah dihitung sebagai pahala di sisi Allah. Sedangkan setan, ketika manusia, menikmati semua itu dengan sepenuh kesadarannya, mereka itu sungguh sangat tersiksa. Sehingga mereka berusaha, dengan sangat sungguh-sungguh, menghalang-halangi kita untuk ingat dan sadar lalu menysukuri nikmat-nikmat itu.

[Hikmah Ilmu]

Katakan sesuatu/ Say something

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.