
Puisi: Keingintahuan
Hanya ingin tahu, kadang-kadang
seberapa dalam
aku menancap di hati
dan kenangan semua orang?
Aku tak tahu
dan tak akan pernah tahu
sampai kemudian jarak membentang
lalu kerinduan kulipat dengan benang
dan kujadikan layang-layang
Andy Riyan, Januari 2016
Soneta (1): Puisi, Kasih
Puisi, Kasih… bahasa yang kukenangkan,
perasaan yang kupendam
seribu nyawa, agungnya cinta dan mimpi yang kulindungi
yang terbenam begitu dalam
Puisi, Kasih… serpihan masa lalu
yang terangkai dari hujan
dan embun yang membeku,
yang telah mengalir sejak dulu dalam darahku
Menjadi bahasa yang tercampakkan di lidahku
dan yang menyatu itu, kini sulit ‘tuk mengulang
tuk sampaikan sejuta rindu alasan
Sebab, yang menyatu itu, telah larut dalam waktu
dan kebijaksanaannya yang memudar
pula sudah sampai pada masa yang tak lagi diinginkan
Andy Riyan, Februari 2021
Soneta(2): Pilu Tangismu
Kudengar tangis rindumu begitu dalam, mengharukan
di kejauhan malam
kudengar pilumu merindukan, pembaharu
yang ‘kan mendendam
Kudengar pilumu yang merindukan
pembaharu yang ‘kan mendendam
harapmu kan akhiri lengkapnya penderitaan
pada keruhnya lautan oleh plastik-plastik tak beralasan
Kudengar setiap hari tangismu itu
tangisan akan darah yang tertumpah,
nasi yang tercecer, dan utang yang tak terbayar
Kau selalu histeris menjerit menangis
kala ingat burung-burung yang lupa sarang-sarangnya
sebab pohon-pohon telah pergi ke kota
Andy Riyan, Januari 2014
Soneta(3): Kemunafikan dan Tulusnya Cinta
Di mana aku mencari penghiburan, di kala hatiku remuk redam?
Aku tiada berteman untuk berkeluh kesah
kecuali hanya buku harian
aku tiada berteman, kecuali kepalsuan
Aku telah terkurung oleh pencitraan,
menjadi yang paling tahan, terhadap gempuran,
menjadi yang paling bijak, untuk nasehat
mendekam di dalam penjara kemunafikan selamanya
Tak boleh berkeluh dalam kesedihan, tak boleh menghiba oleh pengharapan,
Tak boleh meminta oleh perhatian, tak boleh bosan oleh penantian,
Tak boleh kekanak-kanakan oleh usia, tak boleh renta oleh masa.
Aku penghuni abadi mendekam dalam, mewujud kemunafikan dan bertahan
Dan betapa beruntungnya dia, yang pernah memberikan tulusnya cinta
dan dia, yang telah menerima cinta yang begitu manis
Andy Riyan, Februari 2016