
Setiap peristiwa yang kamu alami harus memberi ilmu dan hikmah kepadamu. Kalau tidak, sia-sia saja kamu menjalaninya. Terlanjur stres, terlanjur pusing tetapi tidak mendapatkan apa-apa. Muspro!
Setiap kali aku memosisikan diri bersiap untuk belajar dari peristiwa yang kualami, dari kejadian sehari-hari, dari realita dan fenomena yang terjadi di sekitar, aku selalu ingat dengan seorang Ronin dari Mimasaka; Miyamoto Musashi.
Aku berkenalan dengan Musashi tepat pada saat aku mengalami krisis dalam hidupku; kehilangan orientasi dan tujuan hidup dan gairah masa muda yang membara. Aku berkenalan dan berteman dengannya saat kemanusiaanku mulai memudar. Miyamoto Musashi adalah nama yang diberikan oleh seorang penguasa provinsi Harima, Ikeda Terumasa. Nama aslinya adalah Shinmen Takezo, putra dari ahli pedang, Shinmen Munisai. Ia seorang pembelajar seni pedang. Ia belajar ilmu pedang di luar sekolah dan tanpa guru, melainkan belajar langsung dengan alam dan dengan keadaan-keadaan yang paling membuatnya putus asa.
Pada mulanya Musashi hanya punya satu tujuan; menjadi lebih kuat. Seorang samurai tanpa sekolah dan aliran pedang, yang di mana-mana selalu dicemooh dan diejek, ia marah dan menantang semua pendekar yang ditemuinya. Musashi berkelahi seperti monster, jurus-jurus pedangnya sangat kasar dan sama sekali tak memiliki seni. Buas dan gila seperti binatang yang tak terkendali. Sejarah mencatat ia telah berduel sebanyak 61 kali dan tak pernah terkalahkan.
Aku terkesan dengan banyak hal dari Musashi. Salah satunya adalah kedisiplinanya untuk mengenali dirinya sendiri. Kemudian kalimatnya yang terkenal dari Musashi, “Think lightly of yourself but deeply of the world.” Begitu menggugah. Seakan-akan sebuah kalimat ajaib yang disiapkan untuk mengajariku (kita) bagaimana menghadapi dunia yang semakin berisik dan terlalu banyak bias di mana-mana saat ini, yang membuat kosentrasi kita mudah terpecah. Kita sangat sulit, kalau tidak mau mengatakan tidak lagi, memiliki pikiran yang jernih. Sulit menancapkan pendirian yang kokoh untuk tidak condong ke salah satu arah.
Demikian Saya Andy Riyan dari Desa Hujan
*tulisan ini dimodifikasi dari Jurnal Hidup Bermakna-2020 oleh Andy Riyan