Kutuliskan puisi cintaKemana hati masih mengembaraDi sini, seperti seharusnyaKerinduan itu sirna Kini kau tahu ku tahuKupandang dikau di antara mentariKuselimuti dikauDari dinginnya mimpi Iqbal dan Rumi telah menungguDi satu titik di perjalanan waktuHalusnya seni dan cintaHempaskan kata-kata menjadi debu Kubentuk ulang semua untuk mengulangTelanjangi tabir kepalsuan, tidur bangun dari mimpi. Andy Riyan, Desa Hujan, 2021
Category: DETAK JIWA
Puisi sangat pendek yang diilhami dari pengalaman pribadi dan pengalaman orang lain dan ditulis untuk mengungkapkan makna-makna tentang hidup dari sudut pandang penulis.
Terkikis habis sopan santunku
Mari kembalikanKita tulis puisiPada bentuk asalnya;Suara kehidupan Sebab terkenangkanOlehku, harumnya rerumputanIndahnya nyayianBisikan keqadiman. Layu tubuku, meluruh hatikuKering dan kosong jiwakuTak kuasa membendungnyaNurani dan pemberontakannya Terkikis habis sopan santunkuMuak sudah dengan segala ketakjujuranmu. Andy Riyan, Desa Hujan, 2021
Ingin Kuistirahatkan Diriku
Istirahatkan dirimu dari kesibukan mengurusi duniamu. Urusan yang telah diatur Allah tak perlu kausibuk ikut campur. —Ibnu Atha`illah al-Iskandari— Keletihan dan penderitaan lebih sering kualami ketika aku merencanakan berbagai hal bagi diriku sendiri lewat keinginan-keinginan yang ambisius. Keinginan-keinginan yang tak kupahami asal-muasalnya, sebab sedemikian halus, apakah itu dari nafsuku ataukah ruhku? Tak jarang aku terjebak…
Munajat Si Perindu
Berdiri ku sendiri di sudut yang sunyi. Memandang luasnya hamparan dedaunan yang dingin. Lalu mengingat tentang masa-masa yang telah lama. Tentang saat berselimut dengan tebalnya kabut. Ketika berdiri di puncak tertinggi dari setiap gunung-gunung yang kudaki. Saat aku akan pergi ke dunia-dunia yang telah memudar. Tempat senja-senja telah menjadi temaram. Saat aku begitu lelah dan…
Napas Jiwa
Jika benar apa yang kudengar, ia adalah kecipak suara-suara yang surgawi. Di denyut nadi-nadi, sungai-sungai di bawah kaki; mengalir, melekuk, mengalun, menembus sampai batas kesadaranku. Aku terjaga sepenuhnya sungai-sungai surgawi itu, kudengar, mendesir indah menghanyutkan jiwa. Serupa dengan nyanyian rumput oleh gesekan lembut; desau angin yang mendesah; Seruling bambu melengking di bukit-bukit tinggi. Menukik jatuh…
Detak Jiwa : Sinarilah
Tak perlu heran, seharusnya semakin nyata jalan gelap yang kau tempuh itu, semakin berat-lah ujiannya. Dan ahwal-ahwal tentang cahaya… Menjadikan kerinduanmu kian dalam. Namun tubuhmu kian melemah dan menuju kebinasaan Maka sinarilah ia… Dengan pembacaan yang sungguh-sungguh dan perlahan-lahan* Agar ia seperti kuncup dan tunas Yang bergembira menyambut embun dan menerima mentari. * وَرَتِّلِ…
Detak Jiwa : Sebelum Waktu Bermula
Kasih, engkau yakin aku ada, di satu titik di alam semesta, di satu tempat di bumi meski tak kau sentuh jemari-jemariku ini. Bagaimana engkau bisa seyakin itu, Kasih? Bahkan jika aku sendiri tak merasa nyata, hanya ilusi. Dan jika saat tersadarkan nanti, aku pun tiada. Sungguh pun sebelumnya aku memang tiada saat sebelum waktu bermula.
Detak Jiwa : Sebuah Nama
Kasih, aku hanyalah sebuah nama yang dikenal oleh perbendaharaan kata. Bila kata tak lagi bermakna, aku lenyap dan tiada.
Detak jiwa : Satu Nafas
Sekarang biar kunyatakan dalam satu nafas : ‘Aku merindumu.’ *panjang soalnya kalau diceritakan dalam banyak napas
Pura-pura
Tak habis ku mengerti, mengapa seluruh hidupku adalah pura-pura. Aku menipu kamu. Aku menipu diriku