Aku tak pernah melihat seseorang dengan raut muka yang lebih sedih dari seorang yang kutemui di suatu senja, di salah satu gerbong kereta api, dalam sebuah perjalanan antara Malang-Jogja. Perempuan yang kutemukan duduk menghadap diriku di sisi jendela itu terlihat begitu pucat dengan sinar mata yang redup. Aku tak ingat di mana perempuan yang berpakaian…
Category: prosa
Mereka Sangat Tersiksa
Seberapa sering kita lupa berdo’a sebelum kita makan? Padahal setan-setan itu sungguh sangat tersiksa melihat kita makan dengan penuh rasa syukur. Begitu tersiksanya setan-setan itu, bila digambarkan, bagaikan punggungnya terbakar dan merasakan sakit luar biasa. Begitu tersiksanya setan-setan itu sehingga tak berhenti menghalang-halangi kita agar kita lupa berdo’a sebelum makan. Setan-setan itu begitu gigih menghalang-halangi…
Sebuah Prosa: Tentang Senja
Senja yang sama adalah luka yang sama. Luka yang tak pernah mampu ku tepiskan sejak mentari, yang kita tatap bersama-sama di awal musim panas, itu telah merapatkan dirinya ke dalam pelukan sang malam. Luka yang sama yang telah membuatku lupa akan keindahan cinta yang tak berlogika. Dan sejak hangatnya mentari dari cinta kita telah engkau…
Sebuah Dialektika : “Ketakutan”
Ketakutan seperti apa yang dimiliki oleh seorang pria yang menulis jurnal? Ia mengkhawatirkan pengetahuan-pengetahuan yang tak berdasar. Intuisi-intuisi yang campur aduk; susah dipilih dan dipilah. Ia terlalu cemas memikirkan hari esok dan terlalu lelah terus diburu oleh masa lalunya. Ketakutan seperti apa yang dimiliki oleh seorang pria yang menulis jurnal? Terus memupuk angan kosong dan…
Terkalahkan
Ladang dari sawah padi yang luas, tampak menghitam kini di hari yang senyap, di pagi hari yang buta. Daun-daun nan gelap itu bergoyang-goyang tertimpa hujan yang datang bertubi-tubi—seperti dirimu kasih—selalu hadir membawa rindu. Dan seperti hujan itu pula, rindunya, mengendap indah di dasar hati, genangi ladang (cinta) itu. Segelas besar lemon tea panas melegakan tenggorokanku…
Lembaran Kertas dan Pena
Katakanlah kepada jiwamu! Tak semua tangis itu dosa dan kekanak-kanakan. Kau boleh menangis dan memohon pengampunan. Akan tetapi kau tidak boleh lupa untuk kemudian menghapus air mata itu. Lalu bangkit tegak dan sambut harapan yang lebih baik. Hal terindah yang dimiliki manusia adalah selalu terbit dalam hatinya sebuah optimisme, seperti mentari harapan yang hangat.
Perjalanan Pulang
The Journey Home by Andy Riyan. A diary of a man who struggling to regain his bravery to fight for dream and overcome reality. Suatu ketika sahabat penaku berkata: “Senja adalah saat ketika seseorang kembali pulang kepada keluarganya, mengistirahatkan lelah dari penat dunia yang terus berputar.” Dan aku sudah melewati banyak senja, tidak hanya sekedar…
Sebuah Prosa : Sayap Sang Waktu
“Jatuh cinta padanya? Oh tidak!” katamu pada sahabatku ketika kau ditanya perihal tentangku. Sahabatku itu pun melanjutkannya, menirukan kata-katamu, lengkap dengan ekspresi marah dan semua gerak tubuhmu : “Perlu hati yang telah hancur berkeping-keping, untuk dapat jatuh cinta padanya, perlu tangis yang telah habis untuk dapat memahaminya, perlu ruangan yang telah meledak dalam semestaku agar…
Monolog Rasa : Merancang Kesangsian
Aku menjadi suamimu, dan kamu menjadi istri yang mencintaiku dengan tulus dan apa adanya, adalah angan yang paling jauh sekarang. Karena tidak mungkin bagi dua manusia yang berada di ujung masing-masing kutub dengan jarak terjauh itu untuk menjadi satu bangunan dalam rumah tangga.
Tidak Sperti Ini
“Dunia memang kadang-kadang tak adil.// Aku mempunyai hati yang sama kecil dengan yang mereka miliki,// namun aku dipaksa memiliki hati yang lebih besar.”// “Aku sama miskinnya dengan mereka,// namun aku diperlakukan menjadi orang yang lebih kaya// dalam segala hal yang berkaitan dengan pengeluaran biaya.”// “Aku sama pintarnya dengan mereka,// namun dipandang sebelah mata// dan dianggap…