Kalau main ke Dieng atau Gunung Prau, sering merasa de javu dengan orang-orang ini, Satio, Risna dan Hasul di tempat ini, gerbang menuju “Kawasan Dieng Plateu“. Sore itu pemandangan di jalan yang berada dataran tinggi di Jawa Tengah itu berkabut sangat tebal dan sinar matahari sama sekali tidak sampai ke sudut bumi, tapi kalau di pikir-pikir memangnya kapan Dieng pernah tidak berkabut dan selalu mendung seperti itu?
Perjalanan yang dilakukan pada hari Jumat dan Sabtu bulan Mei dua tahun yang lalu itu terjadi begitu saja, mendadak dan sangat tiba-tiba. Tidak ada rencana jauh hari, hanya rencana yang begitu saja terjadi. Mulanya Sengkuni (Hasdul) yang paling pandai bernegosiasi berhasil menghipnotis Yudistira (Risna) untuk keluar dari kejenuhan di Jogja. Kemudian Yudistira ini berhasil mengajak Bima (Satio). Bima kemudian menelpon Arjuna (saya) memberitahukan rencana bahwa sore itu juga mereka hendak jeng-jeng ke rumahku, di Temanggung. Dan entah itu ide siapa, memasukkan rencana perjalanan menuju Dieng, gunung para dewa… Namun saya curiga itu pasti ide Sengkuni. Singkat cerita, Sengkuni, Yudistira, Bima dan Nakula sekaligus Sadewa, Yazid–diantara kami, teman satu ini yang paling berkepribadian ganda–datang ke kos menjemputku, dan kami berlima dengan bermotor–saya berboncengan dengan Sengkuni, Satio Bima dengan Yudistira Risna, sedangkan Nakula-Sadewa ber-solo gembira saja–langsung bertolak dari Jogja menuju Temanggung.
Hari sudah gelap ketika kami tiba di rumahku, di Desa Hujan, Duri. Selagi beristirahat dan mandi dan makan, kami bercengkerama hingga malam. Risna dan Yazid sepertinya tidak tidur mereka menghabiskan kopi dan rokok hingga pagi. Pagi-pagi sekali kami sudah bangun untuk menikmati sunrise yang terbit dari balik bukit cemara. Setelah sarapan kami pun bertolak menuju Wonosobo-Dieng melewati jalan Ngadirejo-Parakan-Kledung. Tetapi karena Yazid sedang punya acaranya sendiri di rumahnya, kami berpisah di Parakan. Jadi tinggal berempat yang melanjutkan perjalanan menuju Dieng yang kelabu.
Sesampainya di kawasan wisata, berurutan kami mengunjungi Telaga Warna, Kawah Sikidang, Theater Dieng Plateu dan Kawasan Candi Arjuna.
Semua tempat ini selalu sukses bikin saya merasa de javu ketika kembali ke tempat itu sendirian atau bersama teman-teman yang lain. Kenangan-kenangan ketika Dolan itu ‘bener-bener‘ never ending dan happy. Puncak dari de javu itu ketika pada perjalanan pulang, kami menyempatkan berfoto di Gerbang “Kawasan Dieng Plateu” itu. Kami sengaja berlama-lama disana memandangi desa berkabut yang sangat tebal sambil menikmati manisan Carica. Perjalanan itu kemudian di tutup dengan mampir di warung bakso ketika hujan sedang deras-derasnya mengguyur bumi.
De Javu Dieng (C) Andy Riyan
Dokumentasi :
Katakan sesuatu/ Say something