Daily writing prompt
How do you unwind after a demanding day?
Lalu Bagaimana Aku Akan Berharap dengan Teman-temanku

100WordHabit Extended

Dulu ketika aku sedang mengalami suatu momen yang indah bersama kawan-kawan, aku merasa bahwa momen-momen ajaib saat itu adalah momen yang tidak akan pernah terlupakan seumur hidupku. Nyatanya, aku lupa sama sekali tentang semua momen-momen itu— yang aku kira dengan cukup yakin— bahwa tidak mungkin aku akan melupakannya; yang aku kira tak akan mungkin momen-momen itu dapat terlupakan oleh waktu. Hingga sampai pagi ini ketika aku diingatkan oleh WordPress, bahwa aku pernah menulis suatu pengalaman yang luar biasa. Pengalaman itu ternyata telah sekian lama terlupakan olehku. Aku diingatkan tentang sebuah peristiwa yang kutulis yang tak pernah lagi singgah di benakku. Aku telah melupakan kenangan-kenangan itu, telah sekian lama.

Pada akhirnya—kini aku memahami bahwa—semua kenangan yang— betapapun indah itu tetaplah hanya sebuah kenangan yang suatu hari hanyalah akan tersisa kenangan saja. Dan persahabatan yang paling hebat pun tidaklah pernah abadi.

Jika harus jujur, kami bahkan tidak ingat lagi kapan kami terakhir kali bertukar kabar dan saling sapa setelah sekian purnama tak jumpa.

Pertemanan paling hebat, yang saat itu aku tuliskan dengan penuh gembira dan ambisius itu mungkin hanya didorong oleh suatu sikap yang emosional belaka. Sebab setelah kini merentang jarak yang jauh—sejujurnya tidak jauh-jauh amat, kenangan itu pun pada akhirnya terlupakan berikut dengan semua rasa yang pernah tercipta. Itu pun akan terasa semakin lama lagi seandainya aku tidak pernah menuliskannya di blog.

Lalu bagaimana aku bisa berharap dengan teman-temanku yang lain yang tidak pernah menulis tentang keindahan dan kehebatan pengalaman kami dulu. Apakah mereka akan mengingat semua yang pernah kami lalui? Berikut dengan semua perasaan, emosi dan spirit yang pernah menggebu? Ah memang tidak ada yang abadi, bahkan persahabatan paling penuh cinta sekali pun.

_hari-hari ketika tulisan panjang tidak readable.

Cermin Kata

Sebuah tulisan-tulisan pendek yang melintas dan memantul di hati bagaikan sebuah cermin


Discover more from Jejakandi

Subscribe to get the latest posts to your email.

3 responses to “Lalu Bagaimana Aku Akan Berharap dengan Teman-temanku”

  1. Nadya Irsalina Avatar

    Relate banget sama postingan ini. Aku juga beberapa kali ngalamin moment special yang ketika moment itu terjadi, rasanya gabakal dilupain hidup. Tapi sebenernya kita bukan lupa sama moment itu sih mas, lebih ke storage otak kita udah diisi sama moment2 lain yang saat ini memang jadi prioritas kita jadi moment moment yang dulu udah mulai diabaikan. Tapi kalo diingat2 lagi ya ga sepenuhnya lupa juga. Masih tetep ada kenangannya. 😅

    Like

    1. andyriyan Avatar

      Iya sih. Kalau diinget-inget masih ada kenangannya juga meski gak seseger setelah momen itu berlalu baru sehari dua hari atau sebulan. Maksudnya mungkin pas momen itu terjadi aku terlalu excited dan belum belajar toh pada akhirnya semua ini akan biasa-biasa aja. Ketika sudah belajar demikian mesti paham dan maklum bahwa segala hal tak ada yang abadi. Mestinya kalau seneng (excited) ya sekadarnya saja, kalau sedih atau susah ya sekadarnya saja. Dan paling penting–hal-hal paling menyakitkan yang pernah diucapkan orang lain ke kita, yain saja ia bisa telah melupakan kata-katanya itu tidak kurang dari sehari, jadi rugi kalau kita musti menyimpannya seumur hidup. Lah kenangan indah aja bisa dilupakan, apalagi kata-kata sakit yang diucapkan untuk orang lain, apa yang mengucapkan itu masih akan mengingatnya.
      Eh eh eh…. Malah jadi kemana-mana ini, Mbak. Hahaha

      Liked by 1 person

      1. Nadya Irsalina Avatar

        Setuju bgttt. Mungkin tulisan ini kalo dibaca pas aku lagi patah hati banget aku bakal baca sambil ngangguk2 “oh iyaaa ini semua akan berlalu, besok2 aku mgkn gabakal inget lagi moment ini, mgkn rasa sakitnya ga akan sehebat ini lagi”.
        Hmmm kalo soal kata2 menyakitkan biarpun orang yang ngomong bakal lupa tapi bagiku kalo membekas bgt aku gabakal lupa sih, jadi kalo dibilang rugi masih memendam yaa sebenernya ini jg bukan akunya yg mau memendam, tapi emang kayak masih belum sembuh aja. Kayak yg aku sempet tulis di tulisan terakhirku, ada bbrp hal yg emg belum bisa dimaafkan walaupun udh berlalu. Laaah malah jadi makin kemana mana wkwkwkwk

        Like

Katakan sesuatu/ Say something

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Halo

Saya Andy Riyan

Selamat datang di dunia saya yang penuh dengan kata-kata dan inspirasi dari segelas kopi yang mengalir lincir dalam benak dan jiwa. Saya adalah seorang pengembara lembaran-lembaran makna, menelusuri dunia melalui kisah-kisah yang saya temui dalam buku-buku yang saya baca.

Mengindentifikasi diri sebagai pecinta kata-kata dan pengagum gagasan, saya selalu mencari inspirasi dalam setiap halaman yang saya telusuri. Dari filsafat yang dalam hingga petualangan yang mendebarkan, setiap cerita membawa saya lebih dekat pada pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan diri saya sendiri.

Saat tidak sibuk, sebagian besar waktu saya habiskan untuk menyusun tulisan-tulisan saya. Kamu mungkin menemukan saya duduk di sudut kedai kopi favorit saya, memperhatikan pola-pola kehidupan sambil menyeruput secangkir kopi yang harum. Kopi bagi saya bukan hanya minuman, tetapi juga teman setia dalam perjalanan melintasi halaman-halaman buku dan dunia.

“Menulis adalah obat bagi jiwa yang tersesat,” adalah moto yang membimbing langkah-langkah saya dalam mengekspresikan pemikiran dan perasaan saya melalui tulisan.

Di sini, di “Desa Hujan” – tempat di mana kata-kata turun seperti hujan dan jiwa yang berseri-seri menyambutnya – saya dengan senang hati menyapa kalian, Amigos. Mari kita menjelajahi alam semesta kata-kata dan membangun jaringan yang kokoh antara pikiran dan hati kita.

Salam literasi dan selamat menelusuri halaman-halaman kehidupan!

Let’s connect

Discover more from Jejakandi

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading