Daily writing prompt
How do you unwind after a demanding day?
Menulis untuk Tumbuh: Mengatasi Kegalauan dan Mencapai Perkembangan

Halo, apa kabar semuanya? Saya berharap engkau semua dalam keadaan baik-baik saja. Jika ternyata engkau sedang tidak baik-baik saja, semoga segera membaik. Jika engkau merasa galau, saya juga merasa galau dan ingin berbagi kegalauan saya ini kepadamu, Amigos.

Illustrasi dibuat dengan AI

Kegalauan kita mungkin berbeda, tetapi bisa jadi solusinya sama. Ya, solusinya adalah menuliskannya. Sebagaimana obat mujarab yang selalu saya pahat dalam kepala sejak dulu bahwa, “Menulis adalah obat bagi jiwa yang tersesat.” Saya mengatasi kegalauan dengan mencoba menuliskannya. Jadi, cerita berikut ini adalah cerita kegalauan yang saya alami di suatu malam.

Saat itu, saya merasa galau luar biasa. Kegalauan itu, saya yakin, bagi banyak orang hanyalah kegalauan sepele. Namun, saya memahaminya kemudian–setelah berjarak dengan kegalauan itu–memang itu hanyalah remeh temeh.

Saya galau tentang diri saya yang merasa lebih khawatir akan lupa dengan apa yang telah saya baca daripada kegiatan membaca dengan pemahaman itu sendiri. Jadi, saya malah terlalu sibuk dengan kekhawatiran sendiri daripada waktu yang seharusnya bisa efektif untuk memahami persoalan dan bacaan sulit yang sedang saya tekuni. Saya bahkan terlalu sibuk mencatat dan terlalu banyak berhenti untuk mencernanya. Saya pikir itu terjadi karena saya begitu ingin berkembang dan tak ingin menyia-nyiakan waktu yang saya miliki yang demikian sedikit itu.

Bukankah begitu? Setiap orang ingin berkembang? Saya pikir tidak ada yang tidak ingin berkembang dan hanya begini-begini saja dari hari ke hari, bulan ke bulan dan bertahun tahun tetap sama. Mengapa saya sampai pada kesimpulan ini? Saya ingat Hal Elrod pernah berkata begini: “Sebagai manusia kita dilahirkan dengan keinginan bawaan dan dorongan untuk terus tumbuh dan berkembang. Saya yakin hal itu ada dalam diri kita semua. Namun, kebanyakan dari kita bangun setiap hari, dan hidup tetap sama.” Jadi, manusia macam apa yang tidak ingin berkembang?

Saya pikir kita akan begitu stres dan frustrasi saat waktu berlalu dan kita masih sama—hidup biasa-biasa saja dan gini-gini saja. Lalu perlahan akan muncul sebuah keragu-raguan, bahkan seperti tidak ada lagi harapan dalam diri kita. Kemudian perlahan-lahan membuat kita padam lalu memudar. Selanjutnya timbul dalam benak, sebuah gambaran tentang masa depan; lima tahun lagi, bahkan 10 tahun lagi kita masih akan tetaplah sama. Begini-begini saja tanpa naik level dan pula tak beranjak kemana-mana.

Saya tidak akan terkejut jika kemudian yang terjadi adalah mulai menimpakan pada takdir. Berandai-andai jika jalan hidup tidak begini atau pun begitu. Seharusnya dulu begini atau begitu. Saya tidak terkejut jika yang terjadi kemudian adalah mempercayai mitos, dan mengucapkan kata-kata semacam sugesti untuk menghibur hati yang remuk itu. Bahwa saya bersyukur begini, bahwa lebih baik menjadi begini dan begitu, sebab tidak ada jaminan jika dulu begini nanti akan begitu juga. Karena untuk sampai pada hari ini pun prosesnya telah begitu panjang.

Lalu harus bagaimana?

Saya percaya bahwa selalu ada awal untuk memulainya. Dan hari ini bukanlah akhir dari segalanya. Sebab kesuksesan, dan hidup yang ideal seperti yang kita inginkan bukanlah tujuan final. Namun manusia, seperti mindset tumbuh yang dikemukakan oleh Carol Dweck dalam bukunya The Growth Mindset, memiliki potensi yang tak terbatas untuk terus berkembang dan bertumbuh. Dengan kegigihan dan usaha, dan komitmen yang keras, manusia akan terus mencapai perkembangan yang tidak pernah berhenti. Sekali lagi kesuksesan, dan hidup yang ideal seperti yang kita inginkan bukanlah tujuan final, namun pertumbuhan dari saat ke saat dan dari hari ke hari adalah proses dan progres yang terus berlanjut. Proses dan progress adalah hidup itu sendiri.

Izinkan saya mengutip perkataan yang terkenal dari ulama-ulama terdahulu: “Jika hari ini lebih baik dari hari kemarin maka kamu adalah orang yang beruntung. Jika hari ini sama dengan hari kemarin, maka kamu rugi. Dan jika hari ini lebih buruk dari kemarin, maka kamu termasuk orang-orang yang celaka.”

Demikian. Saya Andy Riyan dari Desa Hujan. Salam!


Ket:
Illustrasi dibuat dengan AI
Link: Pict1, Pict 2


Discover more from Jejakandi

Subscribe to get the latest posts to your email.

2 responses to “Menulis untuk Tumbuh: Mengatasi Kegalauan dan Mencapai Perkembangan”

  1. Phebs Avatar

    Memang sebaiknya hari ini lebih baik dari hari kemarin. Tapi manusia kadang lelah juga hadapi hidup. Lelah mental gitu. Saat itu waktunya break dulu seharusnya.

    Liked by 1 person

    1. andyriyan Avatar

      Pertanyaannya kunci selanjutnya, apa yang kamu lakukan saat ‘break’? Apakah sekadar istirahat untuk kemudian memulai lagi untuk lebih produktif, atau sekadar menyia-nyiakan waktu—break yang kita pikir akan berguna ternyata memperpanjang kelelahan itu? Atau alternatif ini; break adalah mengerjakan produktifitas yang lain?

      Like

Katakan sesuatu/ Say something

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Halo

Saya Andy Riyan

Selamat datang di dunia saya yang penuh dengan kata-kata dan inspirasi dari segelas kopi yang mengalir lincir dalam benak dan jiwa. Saya adalah seorang pengembara lembaran-lembaran makna, menelusuri dunia melalui kisah-kisah yang saya temui dalam buku-buku yang saya baca.

Mengindentifikasi diri sebagai pecinta kata-kata dan pengagum gagasan, saya selalu mencari inspirasi dalam setiap halaman yang saya telusuri. Dari filsafat yang dalam hingga petualangan yang mendebarkan, setiap cerita membawa saya lebih dekat pada pemahaman yang lebih dalam tentang dunia dan diri saya sendiri.

Saat tidak sibuk, sebagian besar waktu saya habiskan untuk menyusun tulisan-tulisan saya. Kamu mungkin menemukan saya duduk di sudut kedai kopi favorit saya, memperhatikan pola-pola kehidupan sambil menyeruput secangkir kopi yang harum. Kopi bagi saya bukan hanya minuman, tetapi juga teman setia dalam perjalanan melintasi halaman-halaman buku dan dunia.

“Menulis adalah obat bagi jiwa yang tersesat,” adalah moto yang membimbing langkah-langkah saya dalam mengekspresikan pemikiran dan perasaan saya melalui tulisan.

Di sini, di “Desa Hujan” – tempat di mana kata-kata turun seperti hujan dan jiwa yang berseri-seri menyambutnya – saya dengan senang hati menyapa kalian, Amigos. Mari kita menjelajahi alam semesta kata-kata dan membangun jaringan yang kokoh antara pikiran dan hati kita.

Salam literasi dan selamat menelusuri halaman-halaman kehidupan!

Let’s connect

Discover more from Jejakandi

Subscribe now to keep reading and get access to the full archive.

Continue reading