Di luar gelap malam telah jatuh, angin dingin berhembus kencang seperti terburu-buru jika pagi segera memecah, sementara gemintang di langit acuh tak acuh dengan kesunyian dunia di bawahnya. Suaraku seperti tenggelam tertelan oleh pesonanya. Ah ya dia memang selalu mempesona sejak awal kedatangannya, tapi mengapa kali ini dia membuatku terpana dan terbata. Karena yang ku lihat kini, dia ada di seberang sana, tidak lagi bersama kami.
Nemanja Matic, gelandang kami yang paling kami sayangi itu kini telah menyebrang ke Carrington Road. Nemanja, kamu adalah alasannya kenapa Red Devil malam ini bermain sangat bagus. Tanpamu mereka tidak akan bermain sebaik itu. Hal-hal seperti ini sudah aku prediksi sebelumnya, kepergianmu ke sana hanya menambah tangisku. Dan oh luka kami sekarang bagaikan digarami, andilmu dalam tim berseragam merah itu membuat pendukung-pendukungnya yang bebal dan sok itu menjadi semakin tak terkendali. Tanpamu saja mereka sudah sangat memuakkan, sekarang dengan penampilan yang seperti ini…. sungguh mereka menjadi semakin menjijikkan. Fanatik, dungu, bodoh yang selalu membuatku kehilangan selera makan.
Kepergianmu dari sisi kami menyisakan lubang yang besar, mengapa kau pergi, Nemanja? Kini kepergianmu ku tangisi. Dulu Juan Manuel Mata yang menyebrang ke sana. Sekarang dirimu! Dunia ini kadang-kadang tak adil, begitu yang kupikirkan. Tapi apapun keputusanmu, Nemanja, tangis sedihku kini menjadi tangis bahagia. Sebab kau pernah menjadi bagian dari kami… dan sekarang kau akan melambungkan mereka ke level yang lebih tinggi tetapi di dalam hatimu… kau selalu biru… dan mereka bajingan-bajingan tengik itu… aku sudah mengantongi satu fakta, mereka tidak punya harga diri, sekarang lebih sering menjilat ludah sendiri. Dan mereka bajingan-bajingan penguk itu, yang hampir semuanya tidak menaruh respek pasti kena batunya.
Nemanja, semoga kau bahagia di klub barumu!