Ada sebuah kenikmatan yang sulit dijelaskan ketika mampu membaca sebuah buku secara tuntas. Rasanya ada sebuah kepuasan batin yang begitu hebat. Logika mestinya mengatakan, seperti makan, jika sudah kenyang, makanan yang enak pun tak lagi mengundang selera. Bahkan mencium aromanya saja bisa jadi sudah seperti ingin muntah. Logika untuk kasus ini tidak jalan sebagaimana memberi makan pada perut. Ternyata memberi makan pikiran dengan buku, yang terjadi setelah menghabiskannya bukannya semakin kenyang tetapi semakin lapar. Bukannya semakin lelah tetapi semangat. Bukannya semakin eneg tetapi semakin rakus ingin membaca lebih banyak buku yang lain lagi.
Pengalaman juga memberiku rasa yang berbeda ketika meggantungkan sebuah buku, meninggalkannya tidak selesai dibaca. Rasanya jadi ada yang mengganjal dan lelah. Lalu seperti kehilangan selera untuk membaca lagi yang lain. Menjadi semakin malas untuk membaca apalagi buku yang sama.
Ada orang yang bilang jika kamu terlalu sering meninggalkan buku tanpa selesai dibaca ia akan berpengaruh pada kepribadiannmu. Ia berdapak pada psikologimu. Yaitu menjadi kerap tidak menuntaskan suatu pekerjaan. Dan tidak bisa lagi menikmati banyak hal.
Dan karena rasa lapar itu aku pun kemudian sempat mengintip banyak buku ketika Harbolnas kemarin. Banyak diskon katanya. Banyak buku-buku bagus yang dijual murah, katanya. Dan karena pengalaman yang telah memberiku rasa yang berbeda itu, aku mengencangkan perut dengan kuat; jangan sampai kalap hingga semua ingin dibeli dengan alasan mumpung murah. Bahkan sebisa mungkin aku tidak ikutan membeli. Itu janjiku. Aku hanya ingin membeli jika bergizi dan sesuai dengan yang kubutuhkan.
Sebagaimana sudah sering kali aku singgung di blog ini, setelah berkali-kali berlatih menulis bebas—10 menit setiap harinya—dan mengikat makna dari buku-buku yang aku baca, aku menjadi tahu buku-buku mana yang bergizi dan sesuai dengan kebutuhanku. Kenapa penting sekali untuk memilih buku yang bergizi dan sesuai dengan kebutuhan? Karena jangan sampai kamu salah membaca buku, lalu menyebabkan kamu males membacanya. Triknya… jangan mudah tergoda oleh rekomendasi orang lain, apalagi oleh penjual buku baik online maupun offline.
Sekarang ini, aku sudah sangat jarang membeli buku karena direkomendasikan orang lain. Jika aku ingin membaca atau membeli buku berdasarkan rekomendasi, aku hanya memilih rekomendasi orang yang benar-benar kupercaya. Itu sangat penting, tidak hanya penting untuk kesehatan mental tapi juga penting untuk kesehatan dompet, jangan sampai krempeng pula jangan sampai obesitas.
Tapi di harbolnas kemarin, gara-gara melihat di situ ada bukunya Langit Kresna dan sedang diskon 30%, untuk pertama kalinya dalam hidup akhirnya aku ikut harbolnas. Yah itung-itung sebagai milestone, setidaknya aku pernah ikut meramaikan harbolnas gitu aja sih. Eh tapi lebih dari itu… buku-bukunya Pak Langit Kresna memang selalu bergizi dan sesuai dengan kebutuhanku. Jadi membeli buku LKH di harbolnas itu ibarat peribahasa: killed two birds with one stone.
Saya Andy Riyan dari Desa Hujan © 2019
Katakan sesuatu/ Say something