Bangunkan Tidur dari Mimpi

Kutuliskan puisi cintaKemana hati masih mengembaraDi sini, seperti seharusnyaKerinduan itu sirna Kini kau tahu ku tahuKupandang dikau di antara mentariKuselimuti dikauDari dinginnya mimpi Iqbal dan Rumi telah menungguDi satu titik di perjalanan waktuHalusnya seni dan cintaHempaskan kata-kata menjadi debu Kubentuk ulang semua untuk mengulangTelanjangi tabir kepalsuan, tidur bangun dari mimpi. Andy Riyan, Desa Hujan, 2021

Menoleh Sebentar

Sudah bulan Desember aja ini. Aku [dalam rentang waktu yang cukup lama] masih belum menuliskan sesuatu untuk blogku. Beberapa menit yang lalu, aku menyempatkan diri, meluangkan waktu untuk membaca jurnal yang kutulis di awal tahun 2021 ini. Aku sedikit terkesima. Jurnal yang kuberi judul “Menjalani Mimpi” ini benar-benar bukan jurnal omong kosong. Judul yang kupilih…

Melankoli Cinta Segitiga

Aku tak pernah melihat seseorang dengan raut muka yang lebih sedih dari seorang yang kutemui di suatu senja, di salah satu gerbong kereta api, dalam sebuah perjalanan antara Malang-Jogja. Perempuan yang kutemukan duduk menghadap diriku di sisi jendela itu terlihat begitu pucat dengan sinar mata yang redup. Aku tak ingat di mana perempuan yang berpakaian…

Naomi, Oh Naomi

“Biarkanlah terik mentari membuat kering berdua hati kita,” Rodrigo menatap wajah Naomi begitu lekat. Namun, Naomi membuang muka. Matanya tertuju pada barisan bukit di sisi utara kota. Ingatannya tertuju pada Jay, seorang pria yang telah ia kenal sejak Sekolah Dasar. “Di mana dia sekarang?” Naomi bertanya-tanya dalam hati. “Naomi…” panggil Rodrigo lirih. “Suatu hari tetesan…

Sebuah Puisi dan Tiga Soneta

Dan betapa beruntungnya dia, yang pernah memberikan tulusnya cinta
dan dia, yang telah menerima cinta yang begitu manis

Mereka Sangat Tersiksa

Seberapa sering kita lupa berdo’a sebelum kita makan? Padahal setan-setan itu sungguh sangat tersiksa melihat kita makan dengan penuh rasa syukur. Begitu tersiksanya setan-setan itu, bila digambarkan, bagaikan punggungnya terbakar dan merasakan sakit luar biasa. Begitu tersiksanya setan-setan itu sehingga tak berhenti menghalang-halangi kita agar kita lupa berdo’a sebelum makan. Setan-setan itu begitu gigih menghalang-halangi…

Sebuah Prosa: Tentang Senja

Senja yang sama adalah luka yang sama. Luka yang tak pernah mampu ku tepiskan sejak mentari, yang kita tatap bersama-sama di awal musim panas, itu telah merapatkan dirinya ke dalam pelukan sang malam. Luka yang sama yang telah membuatku lupa akan keindahan cinta yang tak berlogika. Dan sejak hangatnya mentari dari cinta kita telah engkau…

Pagi Pagi Puisi: Jarak

JarakSeberapa pun jauhnyaia adalah dekat.Malahan sangat dekatjika mampu membuat rindumengisi ruang-ruangnya. JarakSeberapa pun jauhnyaia adalah dekat.Yang jauh adalah masa lalu.Malahan sangat jauhjika ia membuat lupapada pertobatan. Andy Riyan #PagiPagiPuisi

Storial: Pada Suatu Pagi

Pada suatu pagi aku terjebak pada kegelisahanku sendiri. Aku serasa mati kutu tak bisa menulis suatu cerita. Padahal apa sih yang menjadikannya begitu mendesak, untuk menulis cerita itu, sedemikian aku begitu gelisah dan putus asa untuk menuliskan suatu cerita? Aku pun tidak mengerti mengapa aku masih merasa harus memiliki impian untuk dapat menulis suatu cerita….

Duel Seorang Pria Paruh Baya vs Kolonel Yang Berkharisma

Kami merasa sangat bahagia di sepanjang musim penghujan itu. Bagaikan sebuah simponi yang ditulis dengan megah, ketika bunyi derai hujan menghentak atap rumah diringi dengan suara hempasan yang jatuh menghantam bebatuan berwarna hitam serupa mutu manikam yang tertanam di teras-teras rumah. Sesekali deru angin mengisi pada bagian solo yang kosong dan panjang. Saat waktu minum…